Sejarah Permainan KIM (kemampuan Indera Manusia)
KIM (kemampuan Indera Manusia) merupakan
salah satu permainan yang biasa ada di dalam kepramukaan.
Kim adalah suatu jenis permainan yang ditemukan oleh
Baden-Powell yang diambil dari sebuah ceritanya dari buku Scouting For Boys,
mengenai seorang anak laki-laki yang pandai bernama Kimball O’Hara.
Petualangan KIM
Kim atau nama lengkapnya Kimball O'Hara
adalah anak seorang Sersan Resimen Irlandia di India. Ayah dan ibunya meninggal
ketika ia masih kecil dan kemudian ia diasuk oleh bibinya. Semua teman
bermainnya adalah anak-anak penduduk asli. Dengan demikian ia belajar berbicara
bahasa mereka dan mengenal kebiasaan mereka. Ia menjadi teman baik seorang
pendeta pengembara dan bepergian dengannya ke seluruh India Utara.
Kebetulan pada suatu hari ia berjumpa
dengan resimen ayahnya dahulu yang sedang berlatih di lapangan. Ketiika ia
mengunjungi perkemahan mereka, ia ditangkap karena disangka pencuri. Surat
kelahiran serta surat-surat lainnya ada padanya dan setelah petugas resimen itu
mengetahui bahwa ia termasuk golongan mereka, kemudian ia diasuh dan dididik
oleh resumen tersebut. Waktu liburan boleh pergi berlibur dan Kim berpakaian
seperti orang India, serta pergi bersama-sama penduduk asli sebagai bagian dari
mereka.
Kemudian ia berkenalan dengan Mr. Lurgan,
seorang pedagang permata dan barang-barang antik. Karena keahliannya
bertransaksi dengan penduduk asli, ia juga menjadi seorang anggota dari Badan
Penyelidik Negara (I.S).
Setelah mengetahui bahwa Kim mempunyai
banyak pengetahuan tentang adat istiadat penduduk asli, orang itu berpendapat
bahwa ia dapat berguna dalam pekerjaan Penyelidik Negara, yaitu menjadi semacam
detektif di antara penduduk asli. Namun sebelum mempekerjakan Kim, Mr. Lurgan
mengujinya terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ia cukup berani dan memiliki
daya ingat yang kuat. Kemudian ia mengajari Kim untuk memperhatikan dan
mengingat hal-hal kecil, suatu hal yang penting dalam latihan kepramukaan.
Kim Mulai Latihan
Lurgan mulai memperlihatkan kepada Kim
suatu kotak berisi berbagai jenis batu permata. Ia menyuruhnya melihat
batu-batu permata itu selama satu menit, kemudian ditutupnya kotak itu dengan
kain dan minta kepada Kim mengatakan berapa butir batu yang ada di dalam kotak
itu, dan apa saja jenisnya. Mula-mula Kim hanya dapat mengingat-ingat sedikit
dan tak segera dapat menghafal semuanya. Demikian juga dengan barang-barang
lainnya yang diperlihatkan kepadanya.
Akhirnya setelah banyak latihan, Kim
menjadi anggota Dinas Rahasia dan diberi tanda rahasia yaitu medali atau
lencana. Medali atau lencana tersebut dipakai pada lehernya, yang berarti bahwa
ia adalah seorang anggota dinas itu.
Kim Dalam Dinas Rahasia
Pada suatu hari ketika Kim bepergian
dengan kereta api, ia berjumpa dengan seorang penduduk asli yang mengalami luka
parah di kepala dan tangannya. Orang itu menerangkan kepada penumpang lainnya,
bahwa ia jatuh dari dokar, ketika ia pergi ke stasiun. sebagai pengintai yang
pandai melihat, Kim tahu bahwa luka-luka itu disebabkan oleh benda yang tajam
dan bukan karena benar-benar jatuh dari dokar. Karena itu Kim tidak percaya
kepada orang itu.
Pada waktu orang itu mengikat pembalut
pada kepalanya, Kim melihat bahwa orang itu memakai medali seperti ia sendiri
dan Kim menunjukkan kepadanya. Orang itu mengajak bicara Kim dengan menggunakan
kata-kata rahasia. Pekerjaannya itu telah diketahui oleh beberapa orang musuh
dan mereka telah mengejarnya, bahkan hampir saja membunuhnya. Rupanya mereka
tahu bahwa ia sedang menjalankan suatu tugas rahasia, dan tahu bahwa ia ada di
dalam kereta api. Oleh karenanya mereka akan mengabarkannya kepada
teman-temannya bahwa ia datang. Ia berharap dapat menyampaikan pesan kepada
polisi tertentu tanpa tertangkap oleh musuhnya. Ia tidak tahu bagaimana caranya
melaksanakan tugas tersebut, jika saja musuhnya sudah diberi tahu tentang
kedatangannya Kim memikirkan pemecahan soal itu.
Di India banyak pengemis suci yang suka
mengembara. mereka dianggap sangat suci dan banyak orang menolongnya dengan
memberinya makanan serta uang. Mereka hampir tidak berpakaian dan menutup
badannya dengan abu serta mukanya dihiasi dengan tanda-tanda. karena itu Kim
menyulap orang itu sebagai seorang pengemis. Ia membuat campuran tepung dengan
abu yang diabilnya dari pipa. Kemudian ia mengganti pakaiannya dan menutup
seluruh tubuhnya dengan campuran itu. Ia menutup luka-luka orang itu sehingga
tidak kelihatan. Akhirnya dengan pertolongan kotak gambar yang dibawanya, ia
menggambar tanda-tanda itu pada kening orang tersebut serta menyisir rambutnya
ke bawah. Supaya nampak teratur serta kasar seperti rambut orang pengemis, ia
menutupnya dengan debu sehingga ibu orang itu sendiri tidak akan mengenalnya.
Kemudian mereka pergi ke stasiun besar. Di
peron mereka berjumpa dengan seorang polisi lalu melaporkan pesan yang harus
disampaikan. Pengemis tiruan itu menyenggol polisi itu dan ia dimaki-maki
olehnya dalam bahasa Inggris. Pengemis itu menjawab makian pula dalam bahasa
daerah setempat, namun dengan menyelipkan beberapa kata-kata rahasia. Walaupun
polisi itu tidak fasih berbahasa Hindi tetapi ia mengerti arti dari kata-kata
rahasia itu, bahwa pengemis tersebut adalah seorang kaki tangan. Ia pura-pura
menangkapnya dan membawanya ke kantor polisi. Di kantor polisi ia dapat
bercakap-cakap dengan tenang serta menerima laporannya.
Kim berkenalan dengan agen lain dari dinas
itu, yaitu seorang penduduk asli terpelajar yang dapat memberikan pertolongan
kepadanya dan dapat pula menangkap dua orang pegawai yang bertindak sebagai
mata-mata.
Pengalaman-pengalaman Kim sangat berguna
untuk dibaca, karena menggambarkan berbagai macam pekerjaan berharga yang dapat
dilakukan oleh seorang pramuka untuk membela tanah airnya dalam keadaan baha,
apabila ia cukup terlatih dan cerdas.
Komentar
Posting Komentar